Print

UJUB, BANGGA DIRI

Written by pak_w. Posted in Berita Terbaru

فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An-Najm {53}: 32).

‘Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Ujub (kagum) menyebabkan diri suka memuji dirinya sendiri, menyangjungnya, menganggapnya lebih baik dari pada pihak lain dan bahkan menganggapnya suci. Allah melarang seseorang yang menganggap suci dirinya sendiri.

Siapapun yang merasa takjub dengan dirinnya sendiri, pendapatnya, kemampuannya, amal, pikirannya, dll, hal itu akan menghalanginnya dari mengambil manfaat, saran, kritik, dan nasehat dari orang lain. Ia merasa hebat, keren, pintar, dan menganggap remeh orang lain dimana apabila ada ide atau karya orang lain yang lebih baik ia tidak menyukainnya dan menganggap orang itu bodoh, remeh, rendah, dll.

Ibnul Mubarak pernah berkata, “Perasaan ‘ujub adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.”

Imam Al Ghazali menuturkan, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.”

Ubaidillah bin Abu Ja’far Al-Mishri, seorang ulama ahli hadits yang mentakhrij kitab-kitab hadits Kutubus Sittah dan seorang ahli hikmah yang tutur katanya penuh dengan mutiara ilmu dan hikmah, pernah memberi nasihat untuk murid beliau;

إذا جلست في مجلس فتحدثت فأعجبت بذلك فأمسك وإذا كنت في مجلس وسكت فأعجبت بذلك يعني بالسكوت فتحدث ، يعني انظر إلى نفسك خالفها
“Jika engkau duduk di suatu majelis lalu engkau berbicara kemudian engkau merasa bangga dengan hal itu, maka tahanlah. Dan jika engkau berada di suatu majelis dan engkau diam lalu engkau merasa bangga dengan diammu itu, maka berbicaralah. Lihat dan perhatikan hawa nafsumu dan selisihilah!.” (dalam Tahdzibil Kamal fii Asmaa-i Ar-Rijaal)

Seseorang yang kagum dengan diri sendiri (ujub) menandakan lemah akalnya. Ketika seseorang kagum pada diri sendiri, gila hormat dan cinta popularitas maka semua itu akan membinasakan dirinya sendiri.

Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Razaq, hadist hasan)

Imam Ibnu Abdul Barr Rahimahullah pernah berkata dalam kitabnya Jami’ul Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi;

العجب يهدم المحاسن كلها
“Ujub itu menghancurkan segala kebaikan.”

Imam Malik Rahimahullah mengatakan;

إذا ذهب الرجل يمدح نفسه ذهب بهاءه
“Bila seseorang pergi dalam keadaan memuji diri sendiri maka lenyaplah harga dirinya.”

HUKUM UJUB

Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلاَتُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَتَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman : 18)

Ada yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah janganlah kamu alihkan rahang mulutmu ketika disebut nama seseorang di hadapanmu seakan-akan kamu meremehkannya. Sedangkan maksud “orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” adalah orang-orang yang ujub terhadap dirinya dan membanggakan dirinya di hadapan orang lain.

BAHAYA UJUB

Diantara bahaya dari sifat ‘ujub tersebut adalah:

1. Membatalkan pahala
Seseorang yang merasa ‘ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia-sia karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya), “Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani).

2. Menyebabkan Murka Allah
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya), “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Allah.” (HR. Baihaqi)

Perasaan ‘ujub menyebabkan murka Allah, karena ‘ujub telah mengingkari karunia Allah yang seharusnya kita syukuri.

3. Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur.
Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur. Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya), ”Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)

4. Gengsi menerima masukan, sehingga sulit menerima taushiyyah, semakin keras hati dan keras kepala

5. Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupaka dosa-dosa

Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda (artinya), “Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun, pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar, yaitu perasaan ujub.” (HR. Al Bazzar).